Kamis, 03 Februari 2011

IN LOVE WITH PRAGUE



Selama ini aku hanya mendengar  betapa romantisnya kota Prague dari teman teman  yang sudah pernah ke sana . Mereka semua bilang “It’s the most romantic city in the world”. Terletak in the centre of europe , berdekatan dengan antara lain Jerman, Slovakia, dan polandia, kota ini kabarnya tak kalah indah dari Roma atau paris.
Penasaran dan tak sabar ingin membuktikan “gossip” ini, usai bertahun baruan di Austria bersama keluarga, aku berangkat ke Prague untuk pertama kalinya. Jarak tempuh hanya beberapa jam dari Austria dan keputusan kami menggunakan kereta adalah  sangat tepat  karena kami sangat menikmati  pemandangan selama perjalanan ke prague.
Rasa penasaran itu  pun terjawab ketika akhirnya kami tiba di tujuan sore menjelang malam. Bibir ini tak henti berdecak kagum.  Benar saja ,aku jatuh cinta dengan kota ini. Padahal kami belum menginjakkan kaki di hotel. Gedung-gedung indah, arsitektur klasik, dan atmosfer eropa zaman lampau begitu terasa. Ah, tak salah kalau banyak orang yang bilang Prague adalah tempat yang indah.
Salah satu kelebihan kota ini adalah sistem transportasinya.  Mulai trem,metro,bus  semuanya nyaman dan taxi  pun juga mudah dicari. Jangan lupa menukar uang anda ke mata uang Czech crown  seperti saya,hehehe yang karena lupa terpaksa menukar uang di hotel. Disini harga hotel,makanan ,transportasi dan lain lain cenderung lebih murah dari negara eropa lainnya

Parizka street
Kami menginap di Hotel Intercontinental.  Lokasinya sangat strategis . Dekat semua tujuan para turis. Kami pun beruntung karena duta besar Czech republic untuk Indonesia meminta anak anaknya agar menemani kami selama di praha. Merekalah yang menjemput kami di stasiun dan mengantar kami kemana mana.
Petualangan kami dimulai setelah menghabiskan susu coklat panas di kafe kecil La Casa Blu dekat hotel dengan menikmati  cantiknya Parizka street. Jalan Ini adalah surganya  para pecinta fashion.  Dan sesuai namanya Parizka street ini memang  membuat kita merasa  seperti di Paris  .Di sini sederet butik mewah yang memajang berbagai merek fashion terkenal bisa ditemui. Dari Prada sampai Louis vuitton semua ada.
Parizka street is such a perfect place for a girl who love to shop like me.  Tapi aku sudah berjanji kali ini hasrat itu harus direm dulu. Buat aku, window shopping is the closest thing I could get. Padahal di depan mata sederet perempuan cantik dengan dandanan yang fashionable memasuki butik salah satu brand favoritku.  Tidak mudah buat saya untuk tidak memasuki satu butik pun namun karena kami datang pada musim dingin,koper kami sudah penuh dan berat karena membawa winter coat dari Jakarta.


Old Town Square & Orloj
Di Prague, jalan kaki menjadi pekerjaan menyenangkan. Berbagai tempat bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Dalam hitungan menit, kami seakan memasuki alam dongeng. Gedung-gedung tua nan cantik di  Old town square yang  terletak di antara Wenceslas Square dan Charles bridge begitu mempesona. Tempat ini sudah  ada sejak abad ke 10 dan merupakan tempat berkumpul paling populer di Prague. 
 Sebelum dinamakan Old town Square ,tempat yang sangat bersejarah ini sempat dikenal dengan sebutan Old Market pada abad ke 13. Di sini banyak toko,restoran, coffee shops dan galeri.   Walau sudah memakai baju berlapis lapis tetap saja kami kedinginan namun  hal ini tidak membuat kami lantas  menyerah tapi justru semangat untuk menelusuri Old town square yang indan ini.
Tujuan utamaku malam ini yaitu ke Old Town Hall yang dibangun sekitar tahun 1338. Yang paling menarik dari gedung ini adalah keberadaan salah satu jam tertua di eropa yaitu Prague Astronomical Clock  ( jam astronomi) atau  dikenal sebagai Prague Orloj.  Jam yang dibuat tahun 1410 oleh pembuat jam local Mikulas of kadan dan Professor Astronomi Jan sindel ini pernah ikut terbakar pada Perang Dunia II. Namun jam yang menunjukkan rotasi matahari dan bulan ini akhirnya bisa berfungsi lagi setelah berkali kali dperbaiki.
Bukan saja karena unik dan bersejarah Prague Orloj juga penuh dengan cerita menarik bahkan tragis di balik pembuatannya.  Saking terkenalnya, banyak turis yang mengunjungi Prague akan merasa belum lengkap kalau tak melihat jam ajaib ini. Sampai ada ungkapan ”Don’t die before you see Orloj”. Berlebihan? Well, silahkan diintip saja di www.orloj.com , pasti anda langsung ingin kesana juga.
Prague Orloj yang baru saja ulang tahun yang  ke 600 tahun ini sudah lama menjadi  favorit turis turis.  Malam itu mereka rela berdiri di depan gedung bersejarah Old Town hall untuk menunggu jam kebanggaan Prague  yang terdiri dari 3 bagian ini berbunyi. Begitu bel berbunyi para turis pun mengeluarkan kamera  untun berfoto, termasuk saya tentunya. Di dalam gedung ini sebenarnya ada tangga juga elevator untuk naik ke atas menara  tempat pengunjung bisa melihat pemandangan kota dari atas, tapi karena sudah malam dan hari sudah semakin dingin ,aku memutuskan untuk tidak ke atas.
Setelah mengagumi Old Town Square aku jalan kaki ke Narodni Street. Jalan ini teletak di antara Old Town and New Town. Kami memilih cafe louvre sebagai tempat makan malam. Seperti banyak tempat lain, Café Louvre juga punya banyak kisah menarik. Sejak tahun 1902  café bersejarah ini dikenal sebagai  tempat “gaul” Albert  Einstein. Profesor eksentrik itu kabarnya senang makan di sini. Dan malam itu aku tau alasannya.
Selain karena tempatnya nyaman, semua makanan yang aku coba malam itu enak sekali.  Aku memilih daging kelinci dengan nasi sebagai menu utama. Dan untuk penutup, teman baikku menyarankan poppyseed strudle with plum yang jarang ditemui di tempat lain. Mudah ditebak, I love this food also. Ternyata Opa Einstein bukan cuma jenius fisika tapi juga soal makanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar